Soal Gaya Kepala Daerah, Mendagri Tekankan Keluwesan Bersikap

By Admin

nusakini.com--Belakangan ini sejumlah kepala daerah banyak melakukan manuver dalam ambil sikap serta tindakan sampai-sampai menuai banyak kritikan. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai itu adalah gaya kepala daerah tersebut, namun satu hal yang menjadi pesannya. “Harus luweslah,” kata Tjahjo belum lama ini.

Misal, Gubernur Jambi Zumi Zola yang belum lama ini menjadi sorotan di media lantaran marah-marah di sebuah RSUD Jambi pada saat inspeksi mendadak (sidak) malam hari. Tindakannya ini sempat menjadi kontroversi, namun tentunya ia mendapat cap negatif dari para tenaga medis.

“Saya kira, itu kan masalah gaya saja. Masalah gaya kepala daerah. Tapi kalau saya pribadi, ya harus luweslah,” ujar Mendagri. 

Ia juga meladeni pertanyaan wartawan soal ancaman Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang akan menunda gaji kepala daerah tingkat dua yakni para bupati, dan walikota bila terlambat menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD). Lalu apa tanggapan Mendagri? 

“Kalau itu, undang-undangnya mengatakan seperti ituu. Tapi saya kira harus luwes. Kan harus tahu permasalahannya, apakah alot di DRPD atau ada permainan oknum,” jawab dia. 

Jadi tak bisa dipukul rata dan langsung memberi sanksi. Tjahjo kembali mengatakan, kalau kepala daerah harus luwes. Tak bisa langsung pakai aturan undang-undang. Jadi memang setiap gubernur khususnya, Mendagri Tjahjo selalu meminta mereka bijaksana dalam bertindak dan bersikap. 

Begitu juga soal gaya kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jakarta, Sumarsono yang agak berbeda bila harus membandingkannya dengan gaya kepemimpinan Gubernur nonaktif Basuki Tjahja Purnama atau akrabnya dipanggil Ahok saat jadi gubernur. Kata Mendagri ini soal gaya saja. 

“Pak Soni, itu soal gaya saja. Mungkin Ahok rock jazz, kalau Soni gayanya rock keroncong. Jadi enggak ada yang salah dengan apa yang dilakukan Soni. Yang penting setiap keputusan ada konsultasi dengan DPRD,” ujar dia.(p/ab)